Malam Sabtu tgl 8 April 2016 saya keliling komplek perumahan Jababeka. Lagi survey lokasi untuk usaha yang akan segera dibuka. Dari beberapa tempat yang di survey dan dari beberapa usaha orang yang ikut diamati ada beberapa usaha yang dulunya sepi sekarang sudah berubah ramai.
Pagi ini saya kedatangan salah satu peserta pelatihan kewirausahaan yang saya adakan di Yogyakarta. Suami istri yang punya rencana buka usaha di daerah Bogor. Dari hasil diskusi ada pertanyaan yang cukup menggelitik. "Strateginya apa pak supaya usaha kita tidak bangkrut?".
Pertanyaan itu mengingatkan saya terhadap usaha orang lain dan usaha sendiri yang sekarang masih ada. Salah satu strateginya ternyata kemampuan bertahan. Ya....ada beberapa usaha yang tadinya sepi bertahun tahun tapi dengan tetap bertahan saat ini sudah cukup ramai.
Dari beberapa usaha yang saya amati, ternyata dengan kemampuan bertahan dan beberapa startegi diubah seiring perkembangan jaman, ada saat menemukan titik baliknya.
Seperti petinju, untuk jadi pemenang selain kemampuan memukul, kemampuan untuk menghidar dan menahan pukulan merupakan strategi yang harus dimiliki juga...
Ato Sunarto
Catatan harian sebagai media belajar untuk terus berkembang
Saturday, 9 April 2016
Thursday, 7 April 2016
Kopi darat
Kopdar atau ngumpul jadi aktifitas yang menarik buat saya. Setiap ada informasi kopdar selalu saya sempatkan untuk hadir. Selain mempererat tali silaturrahmi juga menambah ilmu yang bisa didapat untuk perkembangan usaha.
Kopdar yang membahas masalah bisnis yang menjadi minat saya. Dari hasil kumpul kumpul biasanya banyak ide yang muncul. Kumpul dengan orang2 yang punya pengalaman hidup dan usaha yang banyak bisa menimbulkan hasrat dan gairah baru. Mendengar mereka jatuh bangun di bisnis makin memperkaya ilmu2 tentang bisnis.
Semalam kami kopdar dengan teman2 yang tergabung dalam komunitas Surgapreneur. Dari namanya saja sudah kebaca cara usaha yang mereka jalankan. Usaha yang bisa menjadi jalan untuk ke surga. Bisnis tidak sekedar untuk rugi, tapi surga neraka. Cakep......
Dari hasil kopdar semalam, makin semangat untuk terus belajar..
Kopdar yang membahas masalah bisnis yang menjadi minat saya. Dari hasil kumpul kumpul biasanya banyak ide yang muncul. Kumpul dengan orang2 yang punya pengalaman hidup dan usaha yang banyak bisa menimbulkan hasrat dan gairah baru. Mendengar mereka jatuh bangun di bisnis makin memperkaya ilmu2 tentang bisnis.
Semalam kami kopdar dengan teman2 yang tergabung dalam komunitas Surgapreneur. Dari namanya saja sudah kebaca cara usaha yang mereka jalankan. Usaha yang bisa menjadi jalan untuk ke surga. Bisnis tidak sekedar untuk rugi, tapi surga neraka. Cakep......
Dari hasil kopdar semalam, makin semangat untuk terus belajar..
Follow your passion
Bulan September 2013 tahun dimana saya mengambil keputusan yang cukup penting dalam perjalanan hidup. Saya keluar dari perusahaan tempat bekerja setelah bergabung selama 14 tahun. Keputusan yang diambil secara mendadak itu sebagai akumulasi kegundahan hati di 2 tahun terakhir
Dalam perenungan selama 2 tahun ini, saya mulai mencari apa2 sebenarnya minat saya dalam hidup ini. Saya mencari passion. Hasrat hidup. Kata orang kata kuncinya cukup "cari aktiftas apa yang kamu lakukan bisa menyenangkan kamu walau orang lain tidak ada yang membayar".
Setelah dingat ingat dan dipikirkan akhirnya ketemulah aktifitas yang dimaksud. "Buat Training". Ya saya cukup senang jika sudah terlibat kegiatan yang sifatnya training atau edukasi. Terutama training mengenai kewirausahaan.
Saya akhirnya resign dari perusahaan. Dan memulai aktifitas baru. Membuat Training Center. Alhamdulillah tanpa terasa hampir 3 tahun ini saya sudah menghandle hampir 50 training. Paling banyak menghandle training untuk calon pensiunan. Senang rasanya jika sudah menghandle tarining untuk karyawan yang akan purna bhakti. Ada wajah2 optimis setelah mengikuti training,
Begitu juga kehidupan saya setelah resign, hidup lebih terbuka untuk mengembangkan potensi diri yang selama ini belum tergali. Kerja dibidang yang sesuai dengan passion memang terasa mengasyikan dan menggairahkan...
Friday, 12 July 2013
Masa kecilku, Puasa tanpa makna
Saat bulan puasa seperti ini saya
terkenang pengalaman menjalani puasa masa kecil. Walaupun lahir di kota Ciamis
tetapi masa kecil saya dihabiskan di daerah Pangandaran, tepatnya kampung Pajaten
desa Cikembulan. Karena berbatasan
dengan daerah Jawa Tengah sebagian masyarakatnya ada yang dari suku Sunda dan
sebagian suku Jawa. Teman masa kecil campur diantara kedua suku tersebut
sehingga sayapun rada mengerti kalo ada yang berbicara dalam bahasa Jawa.
Salah satu teman dekat semasa SD
seorang anak yang mempunyai perawakan cukup kekar, biasa dipanggil Buncing,
teman sekolah juga teman main. Rutinitas sepulang sekolah biasanya main sepak
bola, nyari anak burung atau berenang di sungai.
Gak tahu dapat ide darimana tiba
tiba suatu hari si Buncing ngajak saya untuk ‘ngondol’, istilah kami untuk aktifitas nyari ubi jalar
yang tersisa sehabis dipanen sama pak petani. Biasanya masih ada ubi yang belum
ke ambil dan muncul tunas baru saat tanah sedang dikosongkan sehabis panen. Dari
cirri tunas baru itu biasanya kita gali tanahnya. Kalo sedang mujur dapat ubi
yang cukup besar yang tidak kepanen.
Waktu itu hari Minggu, pagi pagi
saya sudah berangkat keliling kampung. Nyari lahan yang habis dipanen. Setelah berkeliling
jauh akhirnya nemu juga lokasi yang dimaksud.
Dari bekasnya terlihat kebun tersebut sudah dipanen sekitar semingguan
dan sebagian lahan masih ada tanamannya.

Tiba2……..Sayapun saling pandangan…he..he..
Disebelah tanah yang saya gali , masih ada kebun ubi yang belum dipanen.
Pikiran nakal mulai muncul. Posisi pencarianpun mulai berpindah. Yang sebelumnya di tengah tegalan sekarang
beralih ke parit, batas antara 2 tegalan.
Dengan sedikit gerakan, dan mata
mengawasi sekitar, tangan mulai mengorek ngorek tanaman sebelah, kebun ubi yang
belum dipanen. Ternyata memang beda he..he.. dari tanah sebelah ubinya dapet
yang gede gede..
Selagi asyik menggali ubi di
tanah sebelah tiba tiba muncul sosok yang sedang mengawasi dari kejauhan.
Sambil menaruh pikulan terdengar teriakan,
Sambil tergagap saya jawab, “La..
la…la …gi ngondol paaaak…”, jawab saya saking kagetnya.
Belum sempat mikir apa2 tiba2
terlihat orang tersebut mendekati sambil mengayunkan kayu pikulan
“Tak usah diondoli , awas kamu ya
!!!” sambil teriak dia mulai mengejar. Tanpa pikir panjang sayapun lari
tunggang langgang. Kondisi tanah yang berbentuk perbukitan menyulitkan saya
untuk lari cepat. Malah kadang mau tabrakan sama si Buncing. Sekali sekali mata
melihat kebelakang. Takut kesusul. Beberapa kali saya dan si Buncing loncat ke
jurang kecil karena kondisi tanah yang berteras. Walaupun ngos-ngosan karena
sedang puasa saya tetap lari kencang, susul menyusul sama si Buncing.
Sampai di suatu tempat sayapun
mulai terpojok !. Di depan saya ternyata
ada sungai besar !!!... Dan lokasi cukup curam. Kami ada di pinggir tebing. Kami saling berpandangan. Dari jauh masih
terdengar suara orang yang tadi mengejar. Kami tidak ada pilihan. Harus loncat ke
sungai. Ketakutan akan ketinggian terkalahkan dengan ketakutan kalo sampai
tertangkap sama yang ngejar. Takut dipukuli!!!.
Akhirnya…..
“Byuuuurrrrr !!!!! Sayapun loncat
bersamaan. Untung bisa berenang. Dengan tenaga yang tersisa akhirnya selamat
sampai ke tepian sungai. Terlihat sosok yang mengejar berdiri di pinggir
sungai. Entah apa yang ada dipikirannya. Bisa puas ngelihat kami yang ketakutan atau
bisa juga khawatir terhadap keselamatan kami. Tapi saya cukup lega melihat
sosok itu mulai menjauh…
Setelah mengumpulkan tenaga
sayapun berjalan kembali bareng si Buncing. Entah di daerah mana sayapun gak tahu. Lari tanpa arah dan berada di kampung
orang cukup membingungkan. Akhirnya setelah dirasa aman sayapun istrirahat dibawah pohon kelapa.
Duduk sambil sedikit tertidur. Ada rasa haus yang mencekat di tenggorokan.
Saat sedang asyik istirahat
sambil memandang ke atas, terbesitlah pikiran nakal lagi. Ngelihat buah kelapa
muda menggantung dipohon, ditambah rasa haus yang mencekik leher sayapun ngasih
ide ke si Buncing
“Cing, kamu bisa naik pohon
kelapa?”
“Bisa…, mau diambilin?”, jawab si
Buncing langsung ngerti jalan pikiran saya. Dengan sedikit gerakan si Buncingpun
langsung manjat. Ternyata jago juga dia. Dug…dug…2 buah kelapa dipelintir
jatuh. Dengan dibanting ke tanah, akhirnya rasa hauspun terpuaskan seketika.
Setelah tenaga pulih sayapun
mulai melanjutkan perjalanan. Nyari arah pulang ke rumah. Masih ada ketakutan
ketemu orang yang ngejar. Arah pulangpun muter jauh. Mengelilingi kampung.
Menjelang sore sayapun sampai di rumah
“Kemana aja kamu?”, tanya ibu
saat ngelihat saya baru muncul. “dari tadi dicariin gak ada yang tahu, main
kemana aja sih?”
“Habis main kerumahnya si Buncing”,
jawab saya berbohong
“Masih kuat puasanya?”, tanya ibu
penasaran.
“Masih lah, nih gak kelihatan
jalan sampai loyo gini”, jawab saya berbohong lagi
“Sana mandi, ganti baju dan pergi
ngaji”, suruh ibu tanpa curiga.
Sayapun segera mandi. Kaos yang
tadi dipakai saya langsung umpetin. Takut nanti ketemu sama orang yang ngejar
tadi. Saya masih inget tulisan dan gambar di kaos waktu itu. “ Sealand” dengan gambar laut dan pohon
kelapa.
“Memang sialan hari ini”, gerutu
saya dalam hati. “Batal deh puasa hari ini”, ucap saya sok bijak.
Puasa tanpa makna. Hanya dapat
lapar dan dahaga…he..he..
Thursday, 11 July 2013
Pengendalian diri
Sejak Juni 2013 saya berhenti
makan nasi. Gak ada rencana, gak ada target apapun. Penasaran saja. Bermula
saat habis medical check up dari perusahaan, walaupun hasilnya belum diberikan
tapi sejak hari itu saya nyoba gak makan nasi.

Setelah 3 minggu sayapun mulai
menganalisa sedikit. Ternyata biasa saja. Setiap hari dilewati tanpa siksaan.
Malah ada rasa senang jika bisa melewati hari yang berat. Disebut hari yang
berat jika ada undangan makan dari teman. Pernah saat makan di rumah makan
sunda yang menunya cukup menggairahkan saya diminta membatalkan target. Nasi yang panas, aneka sambal pedas, ayam kampung,
dendeng, sayur asam, ikan asin menjadi godaan yang kuat. Begitu juga saat ada
undangan nikahan teman, perpisahan anak sekolah dan saat bulan puasa saat ini.
Tapi semua masih bisa dilewati..
Sayapun mulai mencari tokoh2 yang
mempunyai kebiasaan menjaga pola hidup sehat. Teringatlah sama sosok Hary Tanoe saat ada pertemuan di
gedung BPPT Jakarta beberapa bulan yang lalu. Beliau ternyata menjaga pola
makan sehat dan rajin berolah raga. Hampir setiap hari menyempatkan olah raga.
Memang terlihat dari penampilannya yang atletis dan terlihat bugar.
Tokoh kedua yang saya ingat pada
sosok Tanto Kurniawan. Beliau Presiden Direktur Paramount Serpong yang saat ini
juga menjadi Komisaris di Jababeka. Sudah 2 tahun terakhir beliau ternyata
tidak makan nasi. Malah selain nasi beliau juga menghidari makan yang banyak
mengandung kolestrol. Dengan menjaga pola hidup sehat penampilannya jauh lebih
trendi dan terlihat enerjik.
Saat ikut buka stand di Launching
bukunya Bu Ning Hermanto di Jababeka saya mengingat tokoh ketiga. Rhenald
Kasali. Beliau juga menjalani pola hidup sehat. Malah Lebih ketat dalam memilih
menu makan. Dari penjelasan beliau dengan menjaga pola hidup sehat, kondisi
kesehatan makin baik. Hampir semua indikator kesehatan menunjukan angka yang
normal.
Ada tokoh keempat sebenarnya yang
saya juga kagumi. Sandiago Uno. Ritual puasanya ternyata konsisten dilakukan.
Saya yakin beliau juga menjaga pola hidup yang sehat.
Awalnya sebelum saya menjalani ‘percobaan
tidak makan nasi’ sempat heran juga dengan pola hidup mereka. Saya sempat
berpikir “Hidup berkecukupan kok dibikin susah”, Pikir saya ngapain nyusahin
diri selagi itu masih bisa dinikmati. Apalagi saat denger orang gak makan nasi,
apa nikmatnya makan? Apa gak kelaparan?...
Berpikir dalam posisi yang
berbeda memang sering gak nyambung. Sering hanya dalam persepsi diri sendiri. Semua ukuran diri menjadi
patokan buat orang lain.
Setelah dalam posisi yang sama
akhirnya sayapun mulai mengerti. Mulai bisa merasakan bagaimana nikmatnya bisa
mengendalikan diri. Bisa membatasi keinginan.
Mengatur pola makan merupakan
pengendalian diri yang seharusnya paling mudah dilakukan. Semua dalam kendali
kita. Beda dengan mengendalikan keluarga, perusahaan atau mengendalikan
lingkungan di sekitar kita.
Dengan hanya mengendalikan diri ‘tidak
makan nasi’ saya bisa mendapatkan beberapa kepuasan diantaranya.
1. Saat
orang ngantri makan di acara resepsi saya bisa melenggang sendirian nyicipin gado2
atau anekabuah
2. Saat orang sibuk mikir makan siang atau malam saya bisa menikmati makanan lain diluar nasi
3. Saat orang pengin nambah karena nikmatnya makan nasi saya sudah berhenti karena nikmatnya
perut gak kekenyangan
4. Saat orang lain bilang kenyang, saya sudah bisa bilang gak lapar
5. Saat orang merasa ngantuk setelah makan, saya merasa makin segar
6. Saat orang khawatir kalo pergi ke suatu tempat gak nemu makanan nasi, saya sudah bisa
4. Saat orang lain bilang kenyang, saya sudah bisa bilang gak lapar
5. Saat orang merasa ngantuk setelah makan, saya merasa makin segar
6. Saat orang khawatir kalo pergi ke suatu tempat gak nemu makanan nasi, saya sudah bisa
melewatinya.
“Pak emang gak lapar, gak
gemeteran tuh badan?”,tanya seseorang
“Tergantung niatnya sih, buktinya
kalo bulan puasa gak berasa lapar tuh seharian. Beda kalo gak niat, jam 12
siang perut sudah keroncongan”
Kuncinya memang di niat.
Prakteknya di pengendalian diri. Seberapa kuat kita bisa mengendalikan diri,
akan mencerminkan seberapa besar tingkat keberhasilan kita.
Thursday, 21 March 2013
Reminder
“ Pak itu HPnya bunyi”, kata si bibi pas saya mau berangkat nganter anak ke sekolah pagi tadi. Waktu saya mau angkat gak tahunya sudah berhenti. Ada misscall. Tertera nama seseorang yang menghubungi.
Deg…..saya kaget banget. Telpon dari orang yang pesan Kupat Tahu Bandung untuk dianter pagi ini. Jam 7 pagi harus sudah di lokasi. Untuk konsumsi orang2 yang senam pagi. Saya benar benar lupa…!!. Pesanan 50 porsi.
Belum sempat telpon balik, telpon di rumah bunyi. “yah pesanannya mau diambil ke warung?”, Tanya istri di ujung telpon. Pantesan pagi2 sudah tidak ada di rumah. Dia sudah pergi ke warung duluan.
“Alhamdulillah……untung kemarin sudah cerita ke istri mengenai pesanan ini,” batin saya. Akhirnya saya telpon balik ke pemesan. Pesanan dalam 15 menit siap datang. Buru2 saya ke warung. Sambil nganter anak ke sekolah mampir ke tempat senam pagi. Pukul 6.45 pesanan sudah sampai di tempat.
Pernah lupa janji dengan seseorang? Saran saya selain dicatat di reminder sebaiknya ceritakan juga ke orang terdekat. Minimal ada yang ngingetin. Contohnya kejadian tadi pagi. Hampir diomelin orang. Gak tahu kok bisa sampai lupa ya..
Deg…..saya kaget banget. Telpon dari orang yang pesan Kupat Tahu Bandung untuk dianter pagi ini. Jam 7 pagi harus sudah di lokasi. Untuk konsumsi orang2 yang senam pagi. Saya benar benar lupa…!!. Pesanan 50 porsi.
Belum sempat telpon balik, telpon di rumah bunyi. “yah pesanannya mau diambil ke warung?”, Tanya istri di ujung telpon. Pantesan pagi2 sudah tidak ada di rumah. Dia sudah pergi ke warung duluan.
“Alhamdulillah……untung kemarin sudah cerita ke istri mengenai pesanan ini,” batin saya. Akhirnya saya telpon balik ke pemesan. Pesanan dalam 15 menit siap datang. Buru2 saya ke warung. Sambil nganter anak ke sekolah mampir ke tempat senam pagi. Pukul 6.45 pesanan sudah sampai di tempat.
Pernah lupa janji dengan seseorang? Saran saya selain dicatat di reminder sebaiknya ceritakan juga ke orang terdekat. Minimal ada yang ngingetin. Contohnya kejadian tadi pagi. Hampir diomelin orang. Gak tahu kok bisa sampai lupa ya..
Tuesday, 19 March 2013
Dengan mengajar kita belajar..
Cara cepat untuk belajar cobalah dengan mengajar. Tips tersebut hari ini saya praktekan. Memberi pelatihan menulis artikel. Harapannya dengan memberi pelatihan maka saya otomatis akan berlatih untuk menulis.
Dengan peserta sejumlah 14 orang, pelatihan hari ini berjalan cukup lancar. Materi yang diberikan seputar tips cara menulis artikel. Sebagian materi saya ambil dari pelatihan menulis yang pernah saya ikuti, sebagian lagi hasil searching di google. Berbagai tips mengingatkan saya untuk menulis lagi, memacu untuk berlatih.
Memang terasa langsung manfaatnya, sebelum memberikan pelatihan saya banyak belajar dengan menyiapkan bahan presentasi. pada saat memberikan pelatihan saya secara tidak langsung teringat lagi tips penulisan yang pernah dipelajari. Semoga dengan acara hari ini menjadi awal untuk menulis lebih aktif lagi.
Dengan mengajar kita belajar...
Dengan peserta sejumlah 14 orang, pelatihan hari ini berjalan cukup lancar. Materi yang diberikan seputar tips cara menulis artikel. Sebagian materi saya ambil dari pelatihan menulis yang pernah saya ikuti, sebagian lagi hasil searching di google. Berbagai tips mengingatkan saya untuk menulis lagi, memacu untuk berlatih.
Memang terasa langsung manfaatnya, sebelum memberikan pelatihan saya banyak belajar dengan menyiapkan bahan presentasi. pada saat memberikan pelatihan saya secara tidak langsung teringat lagi tips penulisan yang pernah dipelajari. Semoga dengan acara hari ini menjadi awal untuk menulis lebih aktif lagi.
Dengan mengajar kita belajar...
Sunday, 7 August 2011
Simpel....
Pernah dengar tebakan ini, "Bagaimana memasukan gajah ke dalam kulkas?"
Saat pertama kali dikasih tebakan ini saya sempat mikir, "mana bisa gajah dimasukan ke dalam kulkas?" atau sempat juga kepikir "dipotong potong aja gajahnya terus dimasukin ke dalam kulkas"...
Jawab pertanyaan diatas ternyata cukup simpel, "Buka kulkasnya, masukin gajahnya". simpel.titik.
Ya itu memang jawaban yang dimaksud terhadap pertanyaan diatas dan biasanya akan ada pertnayaan lanjutan, "Bagaimana memasukan jerapah ke dalam kulkas?"...silahkan cari sendiri jawabannya.
Yang mau saya bahas mengenai jawaban pertanyaan pertama diatas. Biasanya diprotes orang,"Mana muat kulkasnya dimasukin gajah?" atau "ah itu sih jawaban ngaco"..
Tapi sebenarnya memang itu jawabannya karena hanya ditanya sekedar 'caranya' tidak ditanya kelanjutannya...
Begitu juga kalo saya ditanya orang,"Bagaimana mulai buka usaha pak?", saya biasanya langsung jawab, "Tentukan aja produknya, langsung buka usaha"....
Untuk buka usaha sebenarnya simpel aja, cari produk atau usaha yang cocok langsung aja dibuka, gak usaha banyak mikir dan ngitung. Kalo setelah dibuka ada masalah, silahkan pikir dan hitung jalan keluarnya....simpel. sederhana.
Salam berpikir simpel
Ato Sunarto
Saat pertama kali dikasih tebakan ini saya sempat mikir, "mana bisa gajah dimasukan ke dalam kulkas?" atau sempat juga kepikir "dipotong potong aja gajahnya terus dimasukin ke dalam kulkas"...
Jawab pertanyaan diatas ternyata cukup simpel, "Buka kulkasnya, masukin gajahnya". simpel.titik.
Ya itu memang jawaban yang dimaksud terhadap pertanyaan diatas dan biasanya akan ada pertnayaan lanjutan, "Bagaimana memasukan jerapah ke dalam kulkas?"...silahkan cari sendiri jawabannya.
Yang mau saya bahas mengenai jawaban pertanyaan pertama diatas. Biasanya diprotes orang,"Mana muat kulkasnya dimasukin gajah?" atau "ah itu sih jawaban ngaco"..
Tapi sebenarnya memang itu jawabannya karena hanya ditanya sekedar 'caranya' tidak ditanya kelanjutannya...
Begitu juga kalo saya ditanya orang,"Bagaimana mulai buka usaha pak?", saya biasanya langsung jawab, "Tentukan aja produknya, langsung buka usaha"....
Untuk buka usaha sebenarnya simpel aja, cari produk atau usaha yang cocok langsung aja dibuka, gak usaha banyak mikir dan ngitung. Kalo setelah dibuka ada masalah, silahkan pikir dan hitung jalan keluarnya....simpel. sederhana.
Salam berpikir simpel
Ato Sunarto
Menulis lagi..
Dalam sebulan ini saya sedang asyik menulis buku. Target naskah tgl 16 Agustus dikirim ke editor menjadi pemicu saya untuk segera menyelesaikan tulisan. Situasi tiap hari kadang berbeda, kadang moodnya lagi bagus bisa menyelesaikan beberapa halaman kadang juga hanya satu halaman atau sekedar ngedit aja.
Menerbitkan sebuah buku memang menjadi target saya tahun ini setelah target itu tidak terlaksana di tahun lalu. Banyak hal yang memotivasi saya untuk menerbitkan buku, salah satunya ingin berbagi pengalaman dengan yang lain. Menulis buku melatih saya untuk berpikir runut dan menuangkan ide2 dalam sebuah tulisan.
Saat ini sudah sekitar 50 halaman dari target 100 halaman. Mudah2an target tgl 16 Agustus 2011 naskah bisa selesai.
Salam menulis
Ato Sunarto
Menerbitkan sebuah buku memang menjadi target saya tahun ini setelah target itu tidak terlaksana di tahun lalu. Banyak hal yang memotivasi saya untuk menerbitkan buku, salah satunya ingin berbagi pengalaman dengan yang lain. Menulis buku melatih saya untuk berpikir runut dan menuangkan ide2 dalam sebuah tulisan.
Saat ini sudah sekitar 50 halaman dari target 100 halaman. Mudah2an target tgl 16 Agustus 2011 naskah bisa selesai.
Salam menulis
Ato Sunarto
Subscribe to:
Posts (Atom)